VIRUS INFLUENZA
Virus influenza merupakan
virus RNA termasuk dalam famili Orthomyxoviridae. Asam nukleat virus ini beruntai
tunggal, terdiri dari 8 segmen gen yang mengkode sekitar 11 jenis protein. Virus
influenza memiliki nucleocapsid yang berbentuk helix dengan dibungkus oleh
selubung (envelope) lipoprotein. Virus ini
mempunyai tonjolan (spikes) yang digunakan untuk menempel pada reseptor
yang spesifik pada sel-sel hospesnya pada saat menginfeksi sel. Terdapat 2
jenis spikes yaitu yang mengandung hemaglutinin (HA) dan yang mengandung
neuraminidase (NA), yang terletak dibagian terluar dari virion.
Virus influensa terdiri dari tiga tipe
yaitu tipe A, B, dan C. Virus influenza tipe A dan B memiliki 8 segmen RNA,
sedangkan virus influenza tipe C hanya memiliki 7 segmen RNA. Virus influenza
memiliki dua antigen permukaan yaitu Hemagglutinin (HA) dan Neuraminidase (NA).
HA berperan pada proses attachment dari virion ke reseptor permukaan
sel, selain itu HA juga berperan pada aktivitas hemagglutinasi dari virus.
Sementara N berperan pada proses keluarnya virus dari sel inang. HA dan NA
mampu memicu terjadinya respon imun dan respon yang spesifik terhadap subtipe
virus. Terdapat 16 varian antigen hemaglutinin (H1-H16) dan 9 jenis antigen
neuraminidase (N1-N9) pada kelompok virus ini, sehingga dengan demikian virus
ini mempunyai 144 kemungkinan variasi subtipe.
Virus Influenza A sangat
penting dalam bidang kesehatan karena sangat patogen baik bagi manusia, dan binatang,
yang menyebabkan angka kesakitan dan kematian yang tinggi, di seluruh dunia.
Virus influenza A ini dapat menyebabkan pandemi karena mudahnya mereka
bermutasi, baik berupa antigenic drift ataupun antigenic shift sehingga
membentuk varian-varian baru yang lebih patogen. Terdapat 15 jenis subtipe HA dan
9 jenis subtipe NA. Dari berbagai penelitan seroprevalensi secara epidemiologis
menunjukkan bahwa beberapa subtipe virus influenza A telah menyebabkan wabah
pandemi antara lain H7N7 (1977), H3N2 (1968), H2N2 (1957), H1N1 (1918), H3N8 (1900),
dan H2N2 (1889).
Virus influenza B adalah
jenis virus yang hanya menyerang manusia, sedangkan virus influenza C, jarang
ditemukan walaupun dapat menyebabkan infeksi pada manusia dan binatang. Jenis
virus influenza B dan C jarang sekali atau tidak menyebabkan wabah pandemis.
Gambar ilustrasi virus influenza
Replikasi
Virus Influenza
Virus influenza memiliki genom RNA sense negatif. Agar dapat bereplikasi, pertama-tama
virus harus memproduksi mRNA sense positif sehingga dapat memproduksi enzim yang
dibutuhkan. Sekali enzim ditranslasikan, replikasi akan terjadi. cRNA sense
positif kemudian dibuat dari RNA sense negatif menggunakan enzim. Progeni
RNA sense negatif kemudian dibuat dari cRNA positif. Progeni virus ini seketika
langsung “bertunas” di membran sel dan mengalami pelepasan virus baru yang siap
menginfeksi sel-sel lain.Virus influenza memasuki sel inang setelah terlebih
dahulu mengalami proses rekognisi membentuk ikatan hemaglutinin dengan asam
sialik yang terdapat pada reseptor glikoprotein atau glikolipid sel inang. Sel
kemudian mengendositosis virus. Di dalam endosom yang bersifat asam, virus
berubah bentuk dan selubungnya berfusi dengan membran endosom. Hal ini diikuti
oleh sinyal pelepasan nukleokapsid virus ke dalam sitoplasma sel inang. Dari
sini nukleokapsis “berjalan” menuju nukleus sel inang.
Di dalam nukleus sel inang, virus melakukan transkripsi pertamanya untuk
memproduksi protein yang dibutuhkan
untuk replikasi. Transkripsi ini (transkripsi primer) melibatkan “ cap snatching”, yang artinya, endonuklease virus (PB2) memotong ujung
5’ metilguanosin serta 10-13 nukleotida RNA, RNA ini lalu digunakan sebagai
primer untuk transkripsi protein PB1, transkriptase virus. Pada virus influenza
A dan B, 10 protein merupakan hasil translasi delapan segmen genom, termasuk
hemaglutinin, neuraminidase, PB1, PB2, nukleoprotein dan kompleks RNA
polimeraselainnya, dua matriks protein, dan dua protein NS. Setelah
protein inisial terbentuk, delapan pita RNA komplementer sense positif dibuat
dari delapan segmen RNA sense negatif (setidaknya pada influenza A dan B,
influenza C memiliki tujuh segmen).
From Robert A. Lamb and Robert M. Krug's
"Orthomyxoviridae: The Viruses and Their Replication," in Fields
Virology, Lippincott-Raven Publishers. 1996. p 1370.
Pita ini kehilangan ujung primer 5’ sebagaimana ekor 3’ poli(A) pada mRNA.
Dari cRNA ini, RNA sense negatif
diproduksi. Berbagai macam protein kemudian membantu RNA sense
negatif keluar dari nukleus menuju ke sitoplasma sel inang. Hemaglutinin
dan neuraminidase si sitoplasma melakukan glikosilasi, polimerisasi, dan asilasi. Hemaglutinin, neuraminidase, dan matriks
protein 2 (M2) “berjalan bersama-sama” menuju membran sel. Di membran sel, protein bertemu
dengan matriks protein lain (M1) dan memulai proses pertunasan. Sedikitnya ada
delapan segmen RNA yang menuju lokasi pertunasan (mekanisme ini belum
sepenuhnya diketahui). Lalu, terjadilah pelepasan virus baru. Neuraminidase
akhirnya menghancurkan reseptor asam sialik pada membran sehingga
“mengizinkan” virus meninggalkan sel.
0 komentar:
Posting Komentar